Lumajang,locusdelictinews|Gunung Semeru di Jawa Timur kembali erupsi Pada Rabu, (19/11/2025) sekitar pukul 14.13 WIB, telah terjadi erupsi Gunung Semeru, erupsi berupa awan panas dengan jarak luncur tidak diketahui dikarenakan visual G
Berdasarkan informasi Semeru tertutup kabut. Awan panas yang terjadi merupakan awan panas yang berlangsung secara beruntun, bukan kejadian tunggal. Awan Panas masih berlangsung dengan amplitude
maksimum 37 mm hingga laporan ini dibuat pada 15:58 WIB.
Aktivitas G. Semeru memperlihatkan bahwa aktivitas erupsi dan guguran lava masih terjadi, namun secara visual jarang teramati karena terkendala dengan kondisi cuaca. Dalam periode ini jumah gempa yang terekam menunjukkan bahwa aktivitas kegempaan di G.
Tak hanya itu, semeru masih tinggi, terutama gempa Letusan, Guguran dan Harmonik. Terjadi peningkatan kejadian Gempa Guguran dan berkorelasi dengan pengamatan visual, yang teramati bahwa kejadian guguran lava pijar semakin intensif terjadi ke arah Besuk Kobokan.
Terjadinya gempa-gempa yang terekam mengindikasikan masih adanya supply dari bawah permukaan G. Semeru bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan melalui
letusan dan hembusan.
Dinilai variasi kecepatan relatif (dv/v) menunjukkan pola penurunan sejak pertengahan Oktober 2025 mengindikasikan adanya peningkatan tekanan di dekat permukaan tubuh gunung api.
Dari hasil pemantauan deformasi pada periode ini menunjukkan pola relatif stabil, mengindikasikan tidak adanya peningkatan tekanan dari bagian dalam tubuh gunungapi. Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi maka maka terhitung dari tanggal 19 November
2025 pukul 16:00 WIB tingkat aktivitas G.
Semeru dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) dengan rekomendasi utama masyarakat/ pengunjung/ wisatawan
tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak (pusat erupsi).
Diluar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Sehingga dampak masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
(Tim)

