Mojokerto, locusdelictinews|Sebagai wujud nyata dalam mendukung program ketahanan pangan dan pemberdayaan warga binaan, Lapas Kelas IIB Mojokerto menggelar panen lele di area Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE), [11/06]. Kegiatan ini merupakan implementasi langsung dari salah satu poin dalam 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, yaitu penguatan ketahanan pangan serta pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Panen ini menjadi simbol keberhasilan program budidaya lele yang telah dijalankan secara konsisten oleh Lapas Mojokerto dengan melibatkan WBP sebagai tenaga utama. Mulai dari proses pembesaran, perawatan, hingga panen, seluruh kegiatan dilakukan di bawah bimbingan petugas dengan pendekatan edukatif dan produktif.
Kalapas Mojokerto, Rudi Kristiawan, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya berkontribusi terhadap ketahanan pangan, namun juga menjadi media pembinaan keterampilan bagi warga binaan. “Panen lele ini adalah salah satu bentuk konkret pelaksanaan program akselerasi dari Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan. Melalui kegiatan ini, kami ingin menciptakan warga binaan yang produktif, mandiri, dan siap kembali ke tengah masyarakat dengan bekal keterampilan nyata,” ujarnya.
Selain meningkatkan keterampilan, kegiatan ini juga memperkuat semangat kerja, kebersamaan, dan rasa tanggung jawab di kalangan WBP. Program semacam ini diharapkan terus berkelanjutan guna menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang lebih bermanfaat dan berdampak bagi semua pihak.
Lapas Mojokerto berkomitmen untuk terus mendukung dan menjalankan program-program strategis Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan demi terwujudnya sistem pemasyarakatan yang adaptif, produktif, dan berdaya saing.
(Narko)

