Mojokerto,Locusdelictinews|Sebagai langkah preventif dalam menjaga kesehatan lingkungan hunian, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Mojokerto melaksanakan screening TBC (Tuberkulosis) terhadap 55 orang warga binaan (19/6). Kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin deteksi dini penyakit menular yang berpotensi menyebar di lingkungan Lapas.
Pelaksanaan skrining dilakukan oleh petugas kesehatan Lapas, warga binaan yang diperiksa menjalani pengecekan gejala, edukasi kesehatan, serta pemantauan riwayat medis guna memastikan deteksi awal yang akurat.
Kalapas Mojokerto, Rudi Kristiawan, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting mengingat kondisi Lapas yang padat (overcrowded) berpotensi mempercepat penyebaran penyakit menular seperti TBC.
“Kami berkomitmen penuh untuk menciptakan lingkungan Lapas yang sehat dan layak huni. Skrining ini merupakan langkah awal agar warga binaan dapat menjalani pembinaan dalam kondisi fisik yang prima,” ujar Kalapas.
Dari hasil pemeriksaan, terdeteksi sebanyak 11 orang warga binaan dengan indikasi suspect TBC. Mereka akan segera ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lanjutan melalui metode Tes Cepat Molekuler (TCM) di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Mojokerto untuk memastikan diagnosis dan penanganan lebih lanjut.
Langkah ini menunjukkan keseriusan Lapas Mojokerto dalam mengantisipasi penyebaran penyakit menular dan memperkuat layanan kesehatan sebagai bagian dari sistem pembinaan yang holistik dan manusiawi. Pastikan Warga Binaan Bebas Penyakit Menular, Lapas Mojokerto Laksanakan Screening TBC
Mojokerto Sebagai langkah preventif dalam menjaga kesehatan lingkungan hunian, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Mojokerto melaksanakan screening TBC (Tuberkulosis) terhadap 55 orang warga binaan (19/6). Kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin deteksi dini penyakit menular yang berpotensi menyebar di lingkungan Lapas.
Pelaksanaan skrining dilakukan oleh petugas kesehatan Lapas, warga binaan yang diperiksa menjalani pengecekan gejala, edukasi kesehatan, serta pemantauan riwayat medis guna memastikan deteksi awal yang akurat.
Kalapas Mojokerto, Rudi Kristiawan, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting mengingat kondisi Lapas yang padat (overcrowded) berpotensi mempercepat penyebaran penyakit menular seperti TBC.
“Kami berkomitmen penuh untuk menciptakan lingkungan Lapas yang sehat dan layak huni. Skrining ini merupakan langkah awal agar warga binaan dapat menjalani pembinaan dalam kondisi fisik yang prima,” ujar Kalapas.
Dari hasil pemeriksaan, terdeteksi sebanyak 11 orang warga binaan dengan indikasi suspect TBC. Mereka akan segera ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lanjutan melalui metode Tes Cepat Molekuler (TCM) di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Mojokerto untuk memastikan diagnosis dan penanganan lebih lanjut.
Langkah ini menunjukkan keseriusan Lapas Mojokerto dalam mengantisipasi penyebaran penyakit menular dan memperkuat layanan kesehatan sebagai bagian dari sistem pembinaan yang holistik dan manusiawi.
(Narko)

