Mojokerto,locusdelictinews|Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Mojokerto Kanwil Ditjenpas Jawa Timur terus berkomitmen dalam menjalankan pembinaan kepribadian bagi warga binaan, termasuk dalam aspek keagamaan. Sebagai bagian dari program pembinaan spiritual, Lapas Mojokerto menggelar kegiatan pembinaan khusus bagi warga binaan beragama Nasrani. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat iman, membangun karakter yang lebih baik, serta memberikan motivasi bagi warga binaan agar tetap semangat menjalani masa pidana dengan penuh harapan.(5/3)
Dalam kegiatan yang berlangsung di aula serbaguna Lapas, para warga binaan Nasrani mengikuti pembinaan rohani yang dipimpin oleh pendeta dan pembimbing rohani dari pihak eksternal yang bekerja sama dengan Lapas Mojokerto. Acara dimulai dengan doa bersama, pembacaan Alkitab, serta penyampaian pesan-pesan moral dan motivasi untuk menjalani hidup yang lebih baik
Kepala Lapas Mojokerto, Rudi Kristiawan, menyampaikan bahwa pembinaan keagamaan merupakan bagian penting dalam proses rehabilitasi warga binaan. “Kami percaya bahwa pembinaan spiritual memiliki peran besar dalam membentuk karakter warga binaan. Dengan mendekatkan diri kepada Tuhan, mereka diharapkan dapat merenungi kesalahan di masa lalu dan termotivasi untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik,” ujar Kalapas.
Para warga binaan diajak untuk introspeksi dan mempersiapkan diri agar setelah bebas nanti dapat kembali ke masyarakat dengan mental yang lebih kuat dan sikap yang lebih positif.
Salah satu warga binaan yang mengikuti kegiatan ini mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan yang diberikan. “Kegiatan ini membuat saya lebih tenang dan semakin yakin bahwa masih ada harapan untuk memperbaiki diri. Saya merasa lebih kuat dan siap untuk menjalani hari-hari ke depan dengan lebih baik,” katanya.
Kegiatan pembinaan keagamaan ini merupakan agenda rutin yang terus dilakukan oleh Lapas Mojokerto untuk semua warga binaan sesuai dengan keyakinan mereka masing-masing. Dengan adanya pembinaan ini, diharapkan warga binaan tidak hanya mendapatkan hukuman secara fisik, tetapi juga mendapatkan pembelajaran moral dan spiritual sebagai bekal untuk kembali ke masyarakat dengan lebih baik.
(red)